Jumat, 16 April 2021

Perempuan Bisa Melawan Hoaks

at April 16, 2021 0 comments

        Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam melimpah karena memiliki gunung api, sungai dan laut yang menakjubkan. Meskipun begitu, Indonesia tidak luput dari bencana alam. Menurut data dari BNPB ( Badan Nasional Penanggulangan Bencana), pada 1 Januari 2021 sampai 31 Maret 2021, sudah ada 1.060 kejadian bencana di Indonesia. Bencana alam dapat memberikan dampak baik itu fisik dan psikologi. Misalnya pada 15 Januari 2021 terjadi gempa di Mamuju Sulawesi Barat. BNPB mencatat bahwa gempa tersebut mengakibatkan 96 orang meninggal, 1.1423 rumah rusak dan 290 fasilitas umum rusak. Dari segi psikologis bencana alam akan membuat orang cemas dan sedih jika kehilangan anggota keluarganya.

        Saat ini semua orang dapat mengakses berbagai informasi internet dengan mudah dan cepat, termasuk informasi mengenai bencana alam. Akan tetapi tidak semua informasi yang ada di internet adalah benar. Belakangan ini muncul stereotip bahwa perempuan adalah makhluk yang suka menyebarkan berita hoaks. Stereotip itu muncul bukan karena tanpa alasan. Menurut data dari Mabes Polri (dalam Yuniar dkk, 2019), dalam kurun waktu 31 Oktober-8 November 2016, ibu rumah tangga (usia 20-42 tahun) merupakan tersangka paling dominan dalam penyebaran hoaks.

        Sebagai perempuan, tentunya kita ingin menghilangkan stereotip tersebut. Perempuan juga bisa mencegah dan mengurangi penyebaran berita hoaks. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk memutus rantai penyebaran berita hoaks terkait bencana alam.

1. Kenali Ciri-Ciri Berita Hoaks



        Ketika kamu menemukan berita yang mengandung kata-kata ancaman, bernada proaktif dan membuat kamu tertekan dan cemas maka kemungkinan besar, berita tersebut adalah berita hoaks. Salah satu tujuan dari dibuatnya berita hoaks adalah menimbulkan kecemasan dan kepanikan kepada pembaca. Ketika pembaca merasa panik dan cemas maka pembaca tidak dapat berpikir secara rasional. Bahkan hal ini dapat mendorong pembaca untuk menyebarkan berita hoaks tersebut.

        Misalnya pada Gambar 1 yang merupakan contoh berita hoaks berupa status di Facebook. Berita tersebut sudah dibagikan sebanyak 285 kali. Ketika orang membaca status tersebut orang sudah panik dan cemas lalu membagikan status supaya orang lain tahu informasi tersebut.

2. Mencari Informasi dari Sumber yang Terpercaya


 


        Jika kamu ingin memperoleh informasi yang benar maka kamu bisa mendapatkannya melalui sumber yang terpercaya. Saat ini sudah ada aplikasi InaRisk dan Info BMKG yang dapat diunduh di Google Play Store atau Apple App Store. Aplikasi InaRisk adalah aplikasi yang dikembangkan oleh BNPB. Kamu bisa mengetahui informasi bahaya bencana yang ada di sekitar kamu seperti banjir, gempa bumi, letusan gunung api, tanah longsor dan tsunami. Bahkan saat ini kamu juga bisa mengetahui informasi terkait COVID-19 melalui InaRisk. Selain InaRisk kamu bisa menggunakan aplikasi Info BMG untuk mengetahui keadaan di sekitar kamu seperti cuaca, iklim, kualitas udara dan gempa bumi.

        Itulah hal-hal yang dapat kamu lakukan untuk memutus mata rantai penyebaran berita hoaks. Meskipun hal tersebut terlihat sederhana namun akan memberikan dampak yang besar.

Daftar Pustaka:

       Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2021, Geoportal Data Bencana Indonesia, https://gis.bnpb.go.id diakses pada 16 April 2021.

        Yuniar, A.D, Fibrianto, A.S, Prabawangi, R.P dan Ananda, K.S, 2019, Menciptakan Perempuan Cerdas Berinternet Melalui Penanaman Literasi Digital Komunitas ‘Ruang Berkarya Perempuan’, Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial, Vol.2 No.2.

 

 

 

corat coret Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review