Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam melimpah karena memiliki gunung api, sungai dan laut yang menakjubkan. Meskipun begitu, Indonesia tidak luput dari bencana alam. Menurut data dari BNPB ( Badan Nasional Penanggulangan Bencana), pada 1 Januari 2021 sampai 31 Maret 2021, sudah ada 1.060 kejadian bencana di Indonesia. Bencana alam dapat memberikan dampak baik itu fisik dan psikologi. Misalnya pada 15 Januari 2021 terjadi gempa di Mamuju Sulawesi Barat. BNPB mencatat bahwa gempa tersebut mengakibatkan 96 orang meninggal, 1.1423 rumah rusak dan 290 fasilitas umum rusak. Dari segi psikologis bencana alam akan membuat orang cemas dan sedih jika kehilangan anggota keluarganya.
Saat ini
semua orang dapat mengakses berbagai informasi internet dengan mudah dan cepat,
termasuk informasi mengenai bencana alam. Akan tetapi tidak semua informasi
yang ada di internet adalah benar. Belakangan ini muncul stereotip bahwa
perempuan adalah makhluk yang suka menyebarkan berita hoaks. Stereotip itu
muncul bukan karena tanpa alasan. Menurut data dari Mabes Polri (dalam Yuniar
dkk, 2019), dalam kurun waktu 31 Oktober-8 November 2016, ibu rumah tangga
(usia 20-42 tahun) merupakan tersangka paling dominan dalam penyebaran hoaks.
Sebagai
perempuan, tentunya kita ingin menghilangkan stereotip tersebut. Perempuan juga
bisa mencegah dan mengurangi penyebaran berita hoaks. Ada banyak cara yang
dapat dilakukan untuk memutus rantai penyebaran berita hoaks terkait bencana
alam.
1. Kenali Ciri-Ciri Berita Hoaks
Ketika kamu
menemukan berita yang mengandung kata-kata ancaman, bernada proaktif dan
membuat kamu tertekan dan cemas maka kemungkinan besar, berita tersebut adalah
berita hoaks. Salah satu tujuan dari dibuatnya berita hoaks adalah menimbulkan
kecemasan dan kepanikan kepada pembaca. Ketika pembaca merasa panik dan cemas maka
pembaca tidak dapat berpikir secara rasional. Bahkan hal ini dapat mendorong
pembaca untuk menyebarkan berita hoaks tersebut.
Misalnya
pada Gambar 1 yang merupakan contoh berita hoaks berupa status di Facebook. Berita
tersebut sudah dibagikan sebanyak 285 kali. Ketika orang membaca status
tersebut orang sudah panik dan cemas lalu membagikan status supaya orang lain
tahu informasi tersebut.
2. Mencari Informasi dari Sumber yang Terpercaya
Jika kamu
ingin memperoleh informasi yang benar maka kamu bisa mendapatkannya melalui
sumber yang terpercaya. Saat ini sudah ada aplikasi InaRisk dan Info BMKG yang dapat
diunduh di Google Play Store atau Apple App Store. Aplikasi InaRisk adalah
aplikasi yang dikembangkan oleh BNPB. Kamu bisa mengetahui informasi bahaya
bencana yang ada di sekitar kamu seperti banjir, gempa bumi, letusan gunung
api, tanah longsor dan tsunami. Bahkan saat ini kamu juga bisa mengetahui informasi
terkait COVID-19 melalui InaRisk. Selain InaRisk kamu bisa menggunakan aplikasi
Info BMG untuk mengetahui keadaan di sekitar kamu seperti cuaca, iklim, kualitas
udara dan gempa bumi.
Itulah
hal-hal yang dapat kamu lakukan untuk memutus mata rantai penyebaran berita hoaks.
Meskipun hal tersebut terlihat sederhana namun akan memberikan dampak yang
besar.
Daftar Pustaka:
Badan
Nasional Penanggulangan Bencana, 2021, Geoportal Data Bencana Indonesia, https://gis.bnpb.go.id diakses pada 16 April
2021.
Yuniar,
A.D, Fibrianto, A.S, Prabawangi, R.P dan Ananda, K.S, 2019, Menciptakan
Perempuan Cerdas Berinternet Melalui Penanaman Literasi Digital Komunitas
‘Ruang Berkarya Perempuan’, Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial, Vol.2 No.2.