Sabtu, 28 Desember 2013

Nyanyian Katak hjau (Cerita Tradisional Korea )

at Desember 28, 2013

Nyanyian Katak Hijau



Suatu hari hiduplah sekelompok anak  kodok hijau yang selalu menentang kehendak induknya. Demikian kebiasaan mereka, selalu saja melakukan kebalikan dari apa yang dilakukan induknya. Seperti yang terjadi pada suatu hari, induk kodok hijau mengatakan kepada anak- anaknya, "Hari ini angin besar dan cuaca buruk, kalian main saja dirumah". Tapi kodok - kodok mungil itu berkata kompak, "nah saatnya kita bermain diluar". Maka semuanyapun berhamburan keluar, induk kodok hanya geleng- geleng kepala .

Lain waktu, musim hujan tiba, air tergenang dimana- mana, induk kodok berkata," Dimana- mana banyak genangan  air,  dan pasti disitu banyak kadal-kadal berbahaya, oleh sebab itu kalian jangan pergi". Apa yang dilarang itulah yang dilakukan mereka. Semua berhamburan keluar, sambil berteriak- teriak, "Yuk kita tonton kadal".

Melihat tingkah laku anak-anaknya yang selalu menentang nasehatnya, induk kodok hijaupun jatuh sakit. Kesehatanya memburuk setiap harinya. Akhirnya induk kodokpun merasa ajalnya akan tiba, dia mengingini dikuburkan oleh anak-anaknya digunung, berkatalah ia " Anak-anakku bila aku meninggal, nanti jangan kuburkan digunung, tetapi kuburkanlah di tepi sungai". Pesan itu ia sampaikan dengan harapan anak-anaknya  akan melakukan sebaliknya seperti biasanya. Setelah mengucapkan kata-kata itu induk kodok hijau pun mati.

Anak-anak kodok hijau yang nakal kini sadar, kematian induk mereka karena tingkah laku mereka selama ini. Mereka ingin memperbaiki kesalahan-kesalahan dengan memenuhi permintaan terakhir induk kodok. Kata anak kodok yang besar," Selama ini kita selalu melawan nasehat ibu, maka kini untuk terakhir kalinya sebaiknya kita harus insyaf dan menuruti pesan ibu, mari kita kuburkan ibu ditepi sungai", Oleh karena itu induknya tidak dikuburkan digunung, melainkan di tepi sungai. Dan itu sebabnya bila turun hujan kodok hijau selalu khawatir akan kuburan ibunya, hanyut terbawa air. Mereka selalu menangis "Kung~kong, Kung~kong-- Kung~kong, Kung~kong", berharap kuburan ibunya tidak terbawa banjir.

http://elsacordana.blogspot.com

0 comments:

Posting Komentar

 

corat coret Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review