Sebenarnya ini cerpen buat lomba tapi belum menang hihi, bagaimana cerpen ini menurut mu? Setelah selesai membaca beri pedapat yah. Aku suka cerpen buatan aku sendiri yg satu ini, cz waktu q buat cerpen ini aku nangis hihi :D
BULATAN-BULATAN AWAN RAMU
(Gloria Elsa Ave Cordana)
Untuk Ramu, teman masa keciku yangselalu
kurindukan.
Saat kutulis surat ini cuaca begitu cerah, tapi tidak
untuk hatiku, Ramu. Hangatnya sinar mentari tak mampu mencairkan hati dan
pikiranku yang telah membeku akibat dinginya kenyataan yang aku terima ini.
Mungkin hal itulah yang menyebabkan aku kehilangan sedikit akal sehatku,
apalagi ketika aku mulai menulis surat ini dan mempercayai bahwa kau akan
membaca surat ini. Jika orang lain menetahui ini,aku bisa dianggap benar-benar
gila, Ramu.
Ramu,pertama-tama aku ingin mengucapkan terima kasih kepadamu karena kamu
selalu menyapaku dengan doa di dalam surat-surat yang kau kirimkan kepadaku.
Akubegitu terkejut ketika mendapat surat darimu. Bagaimana tidak, tiba-tiba sosokmu
muncul dan membuka lemari pikiranku yang penuh dengan kenangan maniskita. Jujur
aku tidak suka dengan caramu yang tiba-tiba muncul padahal bertahun-tahun aku
menantikan kabar darimu dan menunggu kedatanganmu. Kemana kamu selama ini,
mengapa engkau baru mengirimkan surat ini sekarng? Itulah alasanyang membuatku
tidak pernah membalas suratmu!
Ramu,asal kau tahu aku juga mencintaimu. Aku juga tak berani mengungkapkan
perasaanini. Yang aku lakukan hanya bisa menyimpan perasaan ini ke dalam sudut
hatiku.Oiya, soal Andrea, sebenarnya aku aku tidak menyukainya. Alasan aku
menerimacintanya karena aku ingin mengetesmu, apakah kamu juga mencintai aku
ataukahtidak. Aku berharap dengan hal itu kau akan cemburu karena itu tandanya
kaujuga mencintaiku. Tapi apa yang terjadi, kau malah membantu aku dan Andrea supaya
hubungan kami bertahan lama. Ramu, ada satu hal lagi yang harus kamu tahu. Dari
surat sebelumnya kau membahas tentang buku dariku yang telah disobek oleh
pengagummu, Xandra. Aku tak akan marah kepada pengagummu itu Ramu, karena sebenarnya
itu bukanlah buku yang ingin kuberikan kepadamu. Buku yang ingin akuberikan
kepadamu adalah sebuah buku dengan sampul hijau, yang berisi kumpulan puisi
dariku untukmu Ramu. Tapi lagi-lagi aku tak punya keberanian untukmemberikannya
kepadamu, sebelum kau pidah.
Taukahkau Ramu? Kisha yang kau kenal sebagai gadis kecil yang periang dan penuh
dengan suka cita itu, ketika dewasa hidupnya juga penuh dengan air mata,
sebabTuhan itu Maha Adil, ia tidak akan mengizinkan umatnya untuk terus
mengecap rasa kebahagiaan dan kesedihan terus menerus. Kita harus merasakan
kedua hal tersebut secara seimbang. Kesedihan besar mulai datang ketika aku
mulai melupakanmu dan memutuskan hidup bersamaArya. Seperti yang kau
tahu, Arya itu beragama Islam sedangkan aku tidak. Ayahku tidak merestui
hubungan kami, ia bahkan berjanji jika aku tetap menikah dengan Arya dan mualaf
maka ayah tidak akan datang ke pernikahanku. Berbeda dengan ayah, ibu tetap
merestui hubungan kami oleh sebab itu ia memaksa ayah untuk datang ke acara
pernikahan kami. Ibu dengan segala kelembutan hatinya berhasil membujuk ayah,
namun ketika dalam perjalanan mobil yang ditumpangi mereka kecelakaan. Ayahpun
meninggal, kini janjinya telah terpenuhi bahwa ia tidakakan sudi untuk datang
ke acara pernikahanku. Dengan bermodalkan restu ibu, aku dan Arya melangsungkan
pernikahan sebulan setelah acara pernikahanku dengannya ditunda akibat
kecelakaan tersebut.
Tidak berbeda denganmu Ramu, aku kehilangan ayah dan pendamping hidupku.
Setelah beberapa tahun menikah dengan Arya dan mendapatkan keturunan, Arya
pergi meninggalkanku karena penyakit jantungnya. Dan celakanya buah hatiku juga
mempunyai kelainan jantung. Ramu aku benar-benar kagum terhadapmu. Walaupun
hidupmu akan berakhir,kau masih membantu orang lain. Uang yang kau berikan ini,
sangat membantuku dan malaikat kecilku. Berkat uangmu aku bisa melihat
matahariku bersinar lebih cerah. Oleh sebab itu aku ingin bertemu dan
mengucapkan terima kasih yangsebesar-besarnya.
Setelah keadaan buah hatiku mulai membaik,yah walaupun tetap masih dalam
perawatan, aku memutuskan untuk menemuimu, berharap aku bisa melihat wajah
tampanmu yang tidakmenggunakan kacamata lagi. Buah hatikupun tidak keberatan
aku tinggal sebentaruntuk menemuimu Ramu, jadi kau tidak boleh menganggapku
sebagai ibu yang jahatya!
Ketika seseorang menulis surat, ia wajib menyertakan
alamat tempat di mana ia menulis surat tersebut. Melalui alamat itulah aku
berhasil menemuakan penjara tempatmu berada. Tapi seperinya itu sia-sia saja.
Aku tak bisa menemukanmu lagi dipenjara tersebut. Petugas penjara mengatakan
bahwa kau telah dieksekusi satu hari yang lalu. Saat itu hatiku
berkeping-keping, Ramu. Air mata membanjiri pipiku. Leherku terasa dicekik
sehingga nafasku terbata-bata dan tak ada satukatapun yang keluar dari mulutku.
Melihat kondisi itu, petugas penjaramemberiku alamat tempat peristirahaatan
terakhirmu, Ramu. Setelah itu aku tidaklangsung mengunjungi istana
terakhirmu,Ramu. Aku takut jika pergi ke makam, akuakan pingsan karena rasa
sedih ini, aku hanya meninggalkan penjara dan mencaritempat penginapan dengan
langkah sempoyongan.
Setelah beberapa hari aku hanya merenungi kesedihan dan menyalahkan diri
sendiri di dalam penginapan. Aku menyesal mengapa aku tidak membalas suratmu
dan tidak berfikiran untuk mencarimu. Ketika aku sedang menangis, tiba-tiba air
mataku jatuh pada buku bersampul hijau yangberisi kumpulan puisi untukmu. Lalu
aku menjadi sadar, buku ini harus aku berikan kepadamu dalam keadaan apapun.
Jika hanya memberi buku itu saja sepertinya tak cukup utuk memaafkan
kesalahanku yang telah mengacuhkanmu, oleh sebab itu aku menulis surat ini
Ramu. Mungkin surat yang aku tulis tidak sebagus suratmu yang selalu
menggunakan kata-kata indah,tapi aku berharap kau mau membacanya di alammu.
Ramu, sudah dulu ya surat dariku! Semoga kau beristirahat dengan tenang. Aku
yakin orang sebaik kamu, pasti akan masuk surg awalaupun pernah melakukan
kejahatan besar, karena kau telah bertobat.
Ramu,walaupun kau sudah pergi,aku akan selalu mengingatmu. Ketika kita masih
SD, kau pernah bilang kepadaku bahwa setiap orang baik yang meninggal ia akan
menjadi bulatan-bulatan awan. Jika cuaca
cerah maka ia sedang tersenyum, jika cuacamendung ia sedang sedih. Dan ketika
hujan, ia sedang menangis. Hal itu masihaku percaya Ramu, walaupun hanya
dongeng saja. Aku harap cuaca cerah ini mampu bertahan, karena jika kau
menangis maka surat dan buku hijau ini akan rusak. Olehsebab itu kau harus
terseyum di sana, Ramu!
Nama : Gloria Elsa Ave Cordana
Sekolah : SMAN 1 Sedayu
DILARANG KERAS MENJIPLAK ATAU MENGCOPY KARYA INI :)
0 comments:
Posting Komentar