Sabtu, 04 Januari 2014

Cerpen : Bulatan-Bulatan Awan Ramu

at Januari 04, 2014
Sebenarnya ini cerpen buat lomba tapi belum menang hihi, bagaimana cerpen ini menurut mu? Setelah selesai membaca beri pedapat yah. Aku suka cerpen buatan aku sendiri yg satu ini, cz waktu q buat cerpen ini aku nangis  hihi :D

BULATAN-BULATAN AWAN RAMU
(Gloria Elsa Ave Cordana)


Untuk Ramu, teman masa keciku yangselalu kurindukan.   
           
Saat kutulis surat ini cuaca begitu cerah, tapi tidak untuk hatiku, Ramu. Hangatnya sinar mentari tak mampu mencairkan hati dan pikiranku yang telah membeku akibat dinginya kenyataan yang aku terima ini. Mungkin hal itulah yang menyebabkan aku kehilangan sedikit akal sehatku, apalagi ketika aku mulai menulis surat ini dan mempercayai bahwa kau akan membaca surat ini. Jika orang lain menetahui ini,aku bisa dianggap benar-benar gila, Ramu.
            Ramu,pertama-tama aku ingin mengucapkan terima kasih kepadamu karena kamu selalu menyapaku dengan doa di dalam surat-surat yang kau kirimkan kepadaku. Akubegitu terkejut ketika mendapat surat darimu. Bagaimana tidak, tiba-tiba sosokmu muncul dan membuka lemari pikiranku yang penuh dengan kenangan maniskita. Jujur aku tidak suka dengan caramu yang tiba-tiba muncul padahal bertahun-tahun aku menantikan kabar darimu dan menunggu kedatanganmu. Kemana kamu selama ini, mengapa engkau baru mengirimkan surat ini sekarng? Itulah alasanyang membuatku tidak pernah membalas suratmu!
            Ramu,asal kau tahu aku juga mencintaimu. Aku juga tak berani mengungkapkan perasaanini. Yang aku lakukan hanya bisa menyimpan perasaan ini ke dalam sudut hatiku.Oiya, soal Andrea, sebenarnya aku aku tidak menyukainya. Alasan aku menerimacintanya karena aku ingin mengetesmu, apakah kamu juga mencintai aku ataukahtidak. Aku berharap dengan hal itu kau akan cemburu karena itu tandanya kaujuga mencintaiku. Tapi apa yang terjadi, kau malah membantu aku dan Andrea supaya hubungan kami bertahan lama. Ramu, ada satu hal lagi yang harus kamu tahu. Dari surat sebelumnya kau membahas tentang buku dariku yang telah disobek oleh pengagummu, Xandra. Aku tak akan marah kepada pengagummu itu Ramu, karena sebenarnya itu bukanlah buku yang ingin kuberikan kepadamu. Buku yang ingin akuberikan kepadamu adalah sebuah buku dengan sampul hijau, yang berisi kumpulan puisi dariku untukmu Ramu. Tapi lagi-lagi aku tak punya keberanian untukmemberikannya kepadamu, sebelum kau pidah.
            Taukahkau Ramu? Kisha yang kau kenal sebagai gadis kecil yang periang dan penuh dengan suka cita itu, ketika dewasa hidupnya juga penuh dengan air mata, sebabTuhan itu Maha Adil, ia tidak akan mengizinkan umatnya untuk terus mengecap rasa kebahagiaan dan kesedihan terus menerus. Kita harus merasakan kedua hal tersebut secara seimbang. Kesedihan besar mulai datang ketika aku mulai melupakanmu dan  memutuskan hidup bersamaArya. Seperti yang kau tahu, Arya itu beragama Islam sedangkan aku tidak. Ayahku tidak merestui hubungan kami, ia bahkan berjanji jika aku tetap menikah dengan Arya dan mualaf maka ayah tidak akan datang ke pernikahanku. Berbeda dengan ayah, ibu tetap merestui hubungan kami oleh sebab itu ia memaksa ayah untuk datang ke acara pernikahan kami. Ibu dengan segala kelembutan hatinya berhasil membujuk ayah, namun ketika dalam perjalanan mobil yang ditumpangi mereka kecelakaan. Ayahpun meninggal, kini janjinya telah terpenuhi bahwa ia tidakakan sudi untuk datang ke acara pernikahanku. Dengan bermodalkan restu ibu, aku dan Arya melangsungkan pernikahan sebulan setelah acara pernikahanku dengannya ditunda akibat kecelakaan tersebut.
            Tidak berbeda denganmu Ramu, aku kehilangan ayah dan pendamping hidupku. Setelah beberapa tahun menikah dengan Arya dan mendapatkan keturunan, Arya pergi meninggalkanku karena penyakit jantungnya. Dan celakanya buah hatiku juga mempunyai kelainan jantung. Ramu aku benar-benar kagum terhadapmu. Walaupun hidupmu akan berakhir,kau masih membantu orang lain. Uang yang kau berikan ini, sangat membantuku dan malaikat kecilku. Berkat uangmu aku bisa melihat matahariku bersinar lebih cerah. Oleh sebab itu aku ingin bertemu dan mengucapkan terima kasih yangsebesar-besarnya.
            Setelah keadaan buah hatiku mulai membaik,yah walaupun tetap masih dalam perawatan, aku memutuskan untuk menemuimu, berharap aku bisa melihat wajah tampanmu yang tidakmenggunakan kacamata lagi. Buah hatikupun tidak keberatan aku tinggal sebentaruntuk menemuimu Ramu, jadi kau tidak boleh menganggapku sebagai ibu yang jahatya!
Ketika seseorang menulis surat, ia wajib menyertakan alamat tempat di mana ia menulis surat tersebut. Melalui alamat itulah aku berhasil menemuakan penjara tempatmu berada. Tapi seperinya itu sia-sia saja. Aku tak bisa menemukanmu lagi dipenjara tersebut. Petugas penjara mengatakan bahwa kau telah dieksekusi satu hari yang lalu. Saat itu hatiku berkeping-keping, Ramu. Air mata membanjiri pipiku. Leherku terasa dicekik sehingga nafasku terbata-bata dan tak ada satukatapun yang keluar dari mulutku. Melihat kondisi itu, petugas penjaramemberiku alamat tempat peristirahaatan terakhirmu, Ramu. Setelah itu aku tidaklangsung mengunjungi istana terakhirmu,Ramu. Aku takut jika pergi ke makam, akuakan pingsan karena rasa sedih ini, aku hanya meninggalkan penjara dan mencaritempat penginapan dengan langkah sempoyongan.
             Setelah beberapa hari aku hanya merenungi kesedihan dan menyalahkan diri sendiri di dalam penginapan. Aku menyesal mengapa aku tidak membalas suratmu dan tidak berfikiran untuk mencarimu. Ketika aku sedang menangis, tiba-tiba air mataku jatuh pada buku bersampul hijau yangberisi kumpulan puisi untukmu. Lalu aku menjadi sadar, buku ini harus aku berikan kepadamu dalam keadaan apapun. Jika hanya memberi buku itu saja sepertinya tak cukup utuk memaafkan kesalahanku yang telah mengacuhkanmu, oleh sebab itu aku menulis surat ini Ramu. Mungkin surat yang aku tulis tidak sebagus suratmu yang selalu menggunakan kata-kata indah,tapi aku berharap kau mau membacanya di alammu. Ramu, sudah dulu ya surat dariku! Semoga kau beristirahat dengan tenang. Aku yakin orang sebaik kamu, pasti akan masuk surg awalaupun pernah melakukan kejahatan besar, karena kau telah bertobat.
            Ramu,walaupun kau sudah pergi,aku akan selalu mengingatmu. Ketika kita masih SD, kau pernah bilang kepadaku bahwa setiap orang baik yang meninggal ia akan menjadi  bulatan-bulatan awan. Jika cuaca cerah maka ia sedang tersenyum, jika cuacamendung ia sedang sedih. Dan ketika hujan, ia sedang menangis. Hal itu masihaku percaya Ramu, walaupun hanya dongeng saja. Aku harap cuaca cerah ini mampu bertahan, karena jika kau menangis maka surat dan buku hijau ini akan rusak. Olehsebab itu kau harus terseyum di sana, Ramu!






Nama               : Gloria Elsa Ave Cordana

Sekolah           : SMAN 1 Sedayu

DILARANG KERAS MENJIPLAK ATAU MENGCOPY KARYA INI :)

0 comments:

Posting Komentar

 

corat coret Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review